Anda ingin mengadopsi kucing hybrid? Berikut ini beberapa jenisnya dan berbagai pertimbangan penting sebelum Anda memeliharanya.
Apa itu kucing Hybrid?
Kucing hybrid atau hibrida adalah jenis kucing hasil persilangan antara spesies kucing liar dengan kucing domestik. Keturunannya disebut generasi F1 atau Filial 1.
Kucing yang masuk dalam generasi F1 kebanyakan akan memiliki sifat kucing liar yang lebih dominan dan harganya paling mahal.
Sedangkan hasil pembiakan antara betina F1 dengan kucing jantan domestik, keturunannya disebut F2.
Membiakkan betina F2 dengan kucing jantan domestik maka keturunan masuk dalam F3.
Hasil keturunan generasi F4 dan F5 biasanya akan menghasilkan pejantan yang mandul sehingga sangat jarang ada generasi F6 dan seterusnya.
Dan sayangnya, kebanyakan jenis kucing hybrid menderita cacat genetika dan banyak yang tidak dapat mencerna makanannya dengan baik sehingga membutuhkan penanganan medis dan diet khusus.
Jenis Kucing Hybrid
1. Savannah
Savannah adalah kucing hybrid hasil persilangan antara serval dan kucing domestik. Ukuran tubuhnya besar, ramping, dan memiliki warna mantel bintik-bintik.
Savannah F1 memiliki ukuran tubuh paling besar dan harganya sangat mahal. Selain itu, Savannah F1 juga cenderung memiliki sifat seperti serval yang cenderung liar.
Generasi F2, F3, F4, dan F5 biasanya memiliki sifat yang lebih jinak. Semakin jauh generasinya, makin surut sifat liarnya.
Kucing Savannah ini termasuk salah satu kucing mahal yang tentu saja membutuhkan banyak biaya ketika harus mengadopsinya.
Baca juga: 7 Ras Kucing Warna Coklat yang Menawan
2. Bengal
Bengal adalah hasil persilangan antara kucing macan tutul asia (Prionailurus bengalensis) dan kucing Egytian Mau.
Penampilannya memang sangat “liar” namun kebanyakan Bengal memiliki sifat yang relatif jinak (terutama generasi F2 dan seterusnya).
Kucing Bengal memiliki motif mantel yang sangat menarik seperti berbintik, marble, mawar, dan tanda panah.
Baca juga: Informasi Ras Kucing Malta
3. Cheetoh
Cheetoh adalah persilangan antara Bengal dan Ocicat. Uniknya, keduanya juga sama-sama merupakan kucing hybrid. Jadi Cheetoh adalah hybrid yang dihasilkan dari kucing hibrida.
Kucing Cheetoh relatif masih baru dan mulai dikembangkan pada tahun 2001 oleh Carol Dryman (peternak kucing).
Tujuan penyilangan ini adalah kucing dengan penampilan yang liar namun memiliki sifat yang jinak sepenuhnya.
Sayangnya mungkin sangat sulit untuk mengadopsinya karena Cheetoh termasuk kucing langka.
4. Chausie
Chausie adalah kucing hybrid yang merupakan hasil persilangan antara kucing hutan asia dan kucing domestik.
Pengembangannya dimulai pada tahun 1990-an di di Amerika Utara dan Eropa.
Chausie memiliki ukuran tubuh yang cukup besar dengan tulang yang besar.
Kucing ini memiliki dada yang dalam dengan panggul rata, tulang pipi menonjol, telinga runcing tinggi, dan mata sudut berwarna emas.
Meski memiliki garis keturunan kucing liar, Chausie memiliki sifat yang jinak, sangat aktif dan bisa menjadi kucing peliharaan keluarga yang manis.
Baca juga: Jenis Kucing Kaki Pendek yang Menggemaskan
5. Serengeti
Serengeti adalah hasil persilangan antara kucing Bengal dan Oriental Shorthair.
Dari segi motif, Serengeti memang nampak seperti Bengal hanya saha tubuhnya lebih ramping, kakinya panjang, dan telinga besar.
Orang yang mengembang biakkan kucing Serengeti adalah Karen Sausman, seroang ahli biologi sekaligus peternak kucing pada tahun 1994. Kucing ini jumlahnya juga tidak terlalu banyak sehingga sulit untuk diadopsi.
6. Toyger
Toyger adalah gabungan kata antara “Toy” dan “Ger”. Toy merujuk pada mainan, sedangkan Ger berasal dari potongan kata tiger, jika diartikan adalah harimau mainan.
Seorang peternak kucing bernama Judy Sugden pada awalnya ingin menciptakan jenis kucing dengan penampilan seperti harimau namun jinak seperti kucing domestik.
Toyger adalah kucing hybrid hasil persilangan antara Bengal dengan beberapa kucing domestik berambut pendek.
7. Pixie Bob
Kalau kucing hybrid lain ada berkat campur tangan manusia, Pixie Bob ada karena persilangan secara tidak sengaja antara kucing domestik dengan Bobcat.
Jadi Pixie Bob bisa dikatakan sebagai kucing hybrid alami.
Ciri khas kucing ini adalah jumbai di telinganya dan ekor yang pendek (bob) dan mereka adalah polidaktil.
Namun Pixie Bob yang ada saat ini bukanlah keturunan dari Pixie Bob yang berasal dari Bobcat.
Kebanyakan Pixie Bob saat ini adalah hasil persilangan dan pengembangan yang dilakukan peternak kucing dengan tujuan penampilan kucing yang mirip seperti kucing hutan Amerika namun dengan sifat yang jinak.
Baca juga: Jenis Kucing Bermata Biru yang Mempesona
Resiko Memelihara Kucing Hybrid
Meskipun penampilan kucing hybrid nampak mengesankan, namun dari segi perilaku kucing-kucing ini memiliki masalah.
Kebanyakan kucing hybrid mengalami kesulitan dalam penggunaan kotak pasir dan masalah agresi.
Spesies kucing liar memiliki naluri kuat untuk menandai wilayah dengan menyemprotkan urin (spraying), atau meninggalkan penanda aroma melalui goresan pada benda (pohon, batu, dan semacamnya).
Mensterilkan atau memandulkan kucing hibrida tidak akan mengubah atau menghilangkan perilaku penandaan wilayah ini.
Berbeda dengan kucing domestik yang bisa hilang kebiasaan penandaan wilayah ini setelah mereka dimandulkan/steril.
Masalah lain adalah potensi agresi. Kucing liar pada dasarnya hewan penyendiri.
Beberapa kucing hybrid mungkin saja kesulitan menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dan berada di sekitar manusia.
Ada kemungkinan kucing-kucing ini bertindak dengan cara yang sangat tidak terduga seperti menyerang ketika didekati untuk dibelai, atau menyerang peliharaan lain di rumah yang sama.
Selain itu, dari kesehatan kucing hybrid juga lebih beresiko. Vaksin kucing domestik belum tentu efektif digunakan kepada kucing hybrid.
Kalau Anda ingin mengadopsi kucing hybrid, silahkan dipertimbangkan segala macam kelebihan dan kekurangannya.
Namun tentu saja tidak semua keturunan kucing hibrida memiliki masalah di atas. Banyak juga kucing hibrida yang memiliki sifat dominan kucing domestik.
Jadi, kucing hybrid mana yang jadi favorit Anda?