Kucing Blacan adalah kucing hutan liar berukuran kecil dengan penampilan yang eksotis. Berikut inilah profil kucing blacan yang mempesona.
Kucing Blacan atau juga dikenal sebagai Asian Leopard Cat adalah salah satu kucing liar yang tinggal di hutan.
Karena penampilannya yang eksotis dan mempesona, beberapa orang diketahui memelihara kucing ini.
Namun apakah boleh memelihara kucing blacan? Dan seperti apakah profil dan karakteristik kucing ini? Berikut ini ulasan lengkapnya.
Kucing Blacan Itu Apa?
Kucing Blacan adalah kucing liar kecil dan memiliki distribusi geografis terluas dari semua kucing.
Habitatnya diketahui berada di wilayah Asia Selatan dan beberapa wilayah Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, Myanmar, Laos, dan Kamboja.
Di Indonesia kita terkadang kita juga menyebutnya sebagai kucing hutan.
Khusus di wilayah Indonesia, habitat kucing ini sering ditemukan di wilayah hutan Sumatera, Kalimantan, Bali, dan Jawa.
Kucing ini juga ditemukan ada di Korea, India, Pakistan dan Timur Jauh Rusia.
Mereka suka hidup di hutan tropis, semak belukar, hutan pinus, daerah semi-gurun, dan daerah pertanian, terutama di dekat sumber air, dan dapat ditemukan pada ketinggian hingga 3000 m.
Gambar berikut ini menunjukkan peta persebaran habitat kucing blacan di wilayah Asia.
Ciri-ciri Kucing Blacan
Rata-rata ukuran tubuh kucing blacan sebesar kucing domestik, tetapi ada perbedaan ukuran berdasarkan regional.
Contohnya di Indonesia, ukuran rata-rata blacan adalah 45 cm (18 inci), ditambah 20 cm (8 inci) hingga ekor.
Sedangkan wilayah lain ada blacan berukuran 60 cm/ 40 cm (24/16 in). Tinggi bahu 41 cm (16 in) dan berat 4,5-6,8 kg (10-15 lbs).
Kaki belakang sedikit lebih panjang dari kaki depan. Ekornya tebal dan panjangnya sedang dengan ujung membulat. Cakarnya besar dengan bantalan jari yang menonjol.
Warna bulunya juga bervariasi. Di wilayah Asia selatan banyak blacan memiliki warna kuning. Tetapi di wilayah utara (timur jauh Rusia) banyak ditemukan blacan berwarna abu-abu perak.
Pada bagian dada dan bagian bawah kepala berwarna putih. Kucing blacan memiliki tanda hitam yang bentuknya mungkin terlihat atau berbentuk seperti mawar, tergantung pada subspesiesnya.
Karakteristik Kucing Blacan
Kucing blacan sangat mahir memanjat pohon dan juga bisa berenang, tetapi jarang melakukannya.
Kucing ini aktif di malam hari, dan pada siang hari ia menghabiskan waktunya di sarang.
Di beberapa wilayah lain kucing ini aktif waktu di siang hari terutama di daerah di mana tidak ada manusia.
Kucing ini suka tinggal di sarang seperti lubang pohon, rongga di bawah akar, atau gua. Blacan bersifat soliter, kecuali saat musim kawin.
Tidak ada periode berkembang biak secara pasti.
Namun di Asia bagian utara yang lebih dingin, kucing ini cenderung berkembang biak sekitar bulan Maret atau April, ketika cuaca cukup baik untuk mendukung anak kucing yang baru lahir.
Masa estrus berlangsung selama 5-9 hari. Setelah masa kehamilan 9-10 minggu, rata-rata dua hingga tiga anak kucing dilahirkan di sarang, di mana mereka tinggal bersama induknya sampai mereka berusia satu bulan.
Mata anak kucing blacan terbuka pada usia sepuluh hari, dan mulai makan makanan padat pada usia 23 hari.
Betina biasanya melahirkan dua atau tiga anak kucing setelah usia kehamilan 60 hingga 70 hari. Anak-anak kucing memiliki berat sekitar 75 sampai 130 g saat lahir dan biasanya dua kali lipat berat badan mereka pada usia dua minggu.
Dan pada usia lima minggu, bobot tubuh mereka empat kali berat dari bobot lahir mereka.
Pada usia empat minggu, gigi taring permanen muncul, yang bertepatan dengan dimulainya pemberian asupan makanan padat mereka.
Kucing blacan biasanya berpasangan seumur hidup dan membesarkan anaknya bersama selama sekitar 7 hingga 10 bulan.
Kematangan penuh blacan mulai dewasa dicapai pada 18 bulan.
Namun di penangkaran, terkadang blacan jantan siap untuk berkembang biak pada usia 7 bulanan, dan betina pada usia 10 bulanan.
Makanan Kucing Blacan
Blacan diketahui memakan sebagian besar burung kecil, tikus, amfibi, reptil, ikan, dan serangga di alam liar.
Beberapa dari mereka kadang-kadang menjelajah ke peternakan milik manusia untuk memangsa ayam peliharaan.
Kucing ini cenderung lebih suka menyerang dan membunuh korbannya, mereka langsung membunuh mangsanya daripada bermain dengan mangsanya seolah-olah mereka adalah mainan.
Perburuan biasanya dilakukan pada malam hari dan keterampilan memanjat sangat berguna untuk menangkap dan memangsa burung.
Kontroversi
Blacan adalah kucing hutan yang artinya habitat alaminya adalah di alam liar.
Namun sudah bukan menjadi rahasia bahwa saat ini diketahui banyak orang yang memelihara kucing ini.
Bolehkah Merawat Kucing Hutan?
Apakah kucing hutan boleh dipelihara? Kucing hutan apapun jenisnya sangat dilarang untuk dipelihara atau dirawat di lingkungan sekitar manusia.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan tegas menyatakan kucing blacan masuk dalam kategori satwa dilindungi.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa, dalam Pasal 21 ayat (2) UU 5/1990 dinyatakan:
“Setiap orang dilarang untuk:
a. menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup;
b. menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan mati;
c. mengeluarkan satwa yang dilindungi dari suatu tempat di Indonesia ke tempat lain di dalam atau di luar Indonesia;
d. memperniagakan, menyimpan atau memiliki kulit, tubuh atau bagian-bagian lain satwa yang dilindungi atau barang-barang yang dibuat dari bagian-bagian satwa tersebut atau mengeluarkannya dari suatu tempat di Indonesia ke tempat lain di dalam atau di luar Indonesia;
e. mengambil, merusak, memusnahkan, memperniagakan, menyimpan atau memiliki telur dan/atau sarang satwa yang dilindungi.”
Sanksi pidana bagi orang yang sengaja melakukan pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2) adalah pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) (Pasal 40 ayat [2] UU 5/1990).
Tidak hanya di Indonesia, negara-negara lain juga melarang untuk mengeksploitasi blacan.
Contohnya di Hong Kong, blacan atau Asian Leopard Cat adalah spesies yang dilindungi di bawah Undang-undang perlindungan satwa liar.
Kucing hutan apakah bahaya? Sebagai kucing hutan, blacan termasuk kucing yang paling sulit dijinakkan dari semua jenis kucing liar Asia. Jadi tentu saja kucing ini sangat berbahaya dan akan bertindak agresif jika didekati oleh manusia.
Berapa Harga Kucing Blacan?
Di pasar perdagangan hewan, kucing blacan dijual mulai 4 jutaan hingga 30 jutaan tergantung usia, jenis kelamin dan kualitasnya.
Alternatif
Kalau sobat menginginkan ras kucing dengan penampilan fisik yang mirip dengan blacan, ada beberapa alternatif jenis kucing lain yang bisa dipelihara. Berikut ini di antaranya.
Kesimpulan
Kucing blacan memang secara penampilan memiliki tampilan fisik yang memikat.
Namun karena secara naluriah kucing ini adalah kucing hutan liar, tentu sangat tidak dianjurkan untuk memelihara kucing ini di sekitar manusia.
Harga jualnya mencapai puluhan juta lebih baik digunakan untuk mengadopsi kucing jenis lain yang penampilan fisiknya menyerupai blacan namun memiliki sifat jinak seperti contohnya kucing jenis Bengal.
Jika sobat bersikeras ingin memelihara blacan, ada konsekuensi hukum yang bisa diterima jika ketahuan memelihara kucing blacan sebagai hewan peliharaan di lingkungan manusia.
Baca juga:
- Kucing Caracal: Harga, Karakteristik dan Perawatan.
- Kucing Busok: Harga, Karakteristik dan Perawatan.