Cara Merawat Bayi Kucing Tanpa Induk

Inilah tips dan panduan cara merawat bayi kucing tanpa induk. Bayi kucing yang tidak memiliki induk membutuhkan perhatian yang intensif.

Bagaimana cara merawat bayi kucing tanpa induk? Seringkali induk kucing terpisah sengaja atau tidak sengaja dengan anak-anak mereka.

Cara merawat bayi kucing tanpa induk
Cara merawat bayi kucing tanpa induk

Anak kucing tanpa induk (liar, terlantar atau yatim piatu) akan semakin sulit menjalani hidup tanpa adanya bantuan induk mereka.

Jika sobat menemukan anak kucing yatim piatu seperti ini dan kemudian ingin menyelamatkannya, berikut inilah semua yang harus sobat ketahui tentang cara merawat bayi kucing tanpa induk.

Ada beberapa hal sebelumnya untuk memastikan jika anak kucing ini memang benar-benar ditinggalkan oleh induknya. Karena ada kalanya anak-anak kucing terlihat sendirian tanpa induknya. Belum tentu mereka tidak memiliki induk.

Suatu hal yang normal anak kucing ditinggalkan induk mereka untuk mencari makan.

Jika anak-anak kucing terlihat bersih, gemuk, dan tidur dengan tenang, kemungkinan besar mereka memiliki induk yang penuh perhatian dan sebaiknya dibiarkan sendiri.

Anak kucing yang ditinggalkan akan terlihat kotor, menangis terus menerus (mengeong tanpa henti) karena mereka lapar.

Idealnya, anak kucing tidak boleh diambil dari induk sampai mereka berusia lima sampai enam minggu. Untuk anak-anak kucing liar, usia yang tepat untuk mengadopsi mereka adalah pada usia sekitar empat minggu.

Pada usia ini, mudah untuk menjinakkannya dan mereka sudah mendapatkan susu dari induk mereka secara penuh. Ketika mereka semakin tua, semakin sulit untuk menjinakkan mereka.

Anak kucing yang berusia di atas delapan minggu dan tidak pernah memiliki kontak dengan manusia mungkin akan membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk menjinakkannya dan bahkan tidak bisa sama sekali.

Oke mari kita kembali ke fokus utama yaitu cara merawat bayi kucing tanpa induk. Berikut inilah beberapa hal yang bisa dilakukan untuk merawat bayi kucing tanpa induk.

Cara Merawat Bayi Kucing Tanpa Induk

1. Cara merawat bayi kucing tanpa induk yang pertama adalah dengan segera memberikan pertolongan pertama yaitu memberikan bayi kucing kehangatan.

Biasanya anak bayi kucing tanpa induk mudah untuk dipegang karena mereka masih jinak.

Beri mereka selimut hangat agar badan mereka cepat hangat dengan cara membungkus badannya. Atau bisa dibungkus dengan handuk yang lembut. Bayi kucing belum bisa mengontrol suhu tubuh mereka sendiri.

Usahakan mereka selalu dalam bungkusan selimut yang hangat.

Sobat bisa meletakkan mereka di dalam kardus atau kandang yang kemudian dialasi dengan kain dan beri mereka pencahayaan untuk menambah kehangatan mereka. Gunakan lampu yang berada di posisi atas bayi kucing.

2. Cara merawat bayi kucing tanpa induk yang berikutnya adalah belilah peralatan khusus untuk merawat bayi kucing. Peralatan seperti botol menyusui dan sikat pembersih adalah peralatan standar untuk merawat bayi kucing.

Peralatan tambahan adalah “puting” palsu yang berbentuk sesuai dengan puting susu kucing agar memudahkan ketika bayi kucing menyusu dari botol.

Cara Merawat Bayi Kucing Tanpa Induk
Gunakan botol khusus untuk menyusui bayi kucing

3. Bayi kucing belum bisa makan makanan padat. Jadi jangan beri mereka makanan. Memberikan susu sapi kepada bayi kucing sebenarnya bukan pilihan yang baik karena susu sapi tidak mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh bayi kucing.

Dan bahkan bisa saja memberikan susu sapi kepada bayi kucing akan menyebabkan diare yang berujung kematian. Ada susu formula khusus yang dibuat untuk bayi kucing.

4. Mata bayi kucing akan selalu tertutup. Mata mereka akan mulai terbuka pada usia 7-10 hari.

Jika mata tampak berisi nanah atau tertutup rapat, buka dan bersihkan dengan kain basah yang hangat dan oleskan salep Terramycin (dijual di toko apotik) sampai infeksi hilang.

Jika tidak sembuh, konsultasikan dengan dokter hewan karena ini mungkin saja merupakan infeksi mata yang lebih serius (Baca juga: Penyebab dan Tanda Anak Kucing Sakit Mata).

Mata kucing akan tetap berwarna biru sampai mereka berusia sekitar enam hingga tujuh minggu. Sekitar usia tiga minggu, mereka akan mulai merangkak.

Pada tiga setengah minggu, telinga akan mulai berdiri. Pada empat minggu, mereka akan mulai bermain satu sama lain dan gigi mulai tumbuh.

Baca juga:

Menyusui Bayi Kucing

Proses menyusui bayi kucing bisa menjadi sebuah aktifitas yang gampang-gampang susah. Beberapa hal yang perlu diketahui terkait pemberian susu kepada bayi kucing:

  1. Bayi kucing berusia di bawah satu minggu harus diberi susu setiap 2-3 jam
  2. Pada usia dua minggu, mereka harus diberi susu setiap 4-6 jam
  3. Setelah berusia tiga minggu dan sampai mereka disapih, anak kucing harus diberi susu setiap 6-8 jam
  4. Pemberian takaran jumlah susu yang direkomendasikan adalah sesuai dengan berat badan bayi kucing. Timbanglah bayi kucing untuk mengetahui bobotnya. Kemudian berikan susu dengan perhitungan: setiap 1 ons berikan 30 cc susu.

Buka mulut anak kucing dengan lembut dengan ujung jari dan selipkan puting dari botol susu. Secara perlahan bayi kucing akan terpancing untuk membuka mulut dan mereka akan mencari puting dengan antusias.

Agar udara tidak masuk ke perut anak kucing, pegang botol pada sudut 45 derajat, sambil tetap menarik tarikan ringan pada botol. Anak kucing harus mengisap dengan kecepatannya sendiri.

Jika anak kucing menolak untuk menyusu, cobalah menggosoknya dengan kuat di dahinya atau mengelus punggungnya.

Ini mereplikasi/meniru aktivitas pembersihan seperti yang dilakukan induk kucing dan secara efektif dapat merangsang anak kucing untuk menyusui.

Tidak semua bentuk puting palsu ini cocok untuk anak kucing. Siapkan dua pilihan puting untuk menyusui antara pendek dan panjang. Jika yang pendek kurang menarik, gantilah dengan yang panjang.

Hati-hati ketika memberikan susu, beberapa bayi kucing secara tidak sengaja menghisap susu masuk ke paru-paru dan tersedak. Jika ini terjadi, pegang anak kucing dengan posisi terbalik sampai berhenti tersedak.

Cara Merawat Bayi Kucing Tanpa Induk
Cara Merawat Bayi Kucing Tanpa Induk

Berhentilah memberikan susu ketika perutnya sudah terlihat menggelembung dan ketika bayi kucing bersendawa. Atau jika bayi kucing tidak bersendawa setelah minum susu, pegang tegak anak kucing di bahu sobat dan tepuk-tepuk di punggungnya.

Jangan memberi susu pada bayi kucing secara berlebihan, karena ini dapat menyebabkan diare dan sejumlah masalah lainnya.

Anak kucing di bawah usia empat minggu akan tidur setelah mereka diberi susu dan kenyang. Sedangkan anak kucing yang lebih tua akan ingin bermain setelah mereka kenyang.

Anak kucing yang tampak terlalu lemah untuk menyusu bisa dirangsang dengan menggosok beberapa sirup Karo atau sirup gula jagung (sirup jagung)/gula biasa pada bibir.

Jika sudah dipancing dengan cara ini dan anak kucing masih menolak untuk menyusui, ada indikasi masalah kesehatan atau penyakit pada bayi kucing ini.

Sobat bisa memberikannya Amoxicyllin. Jika tidak merespon dalam 10-12 jam maka sobat harus membawa bayi kucing ke dokter hewan.

Kurangi pemberian susu saat mereka mulai makan makanan padat. Jangan memberi makanan kering karena anak-anak kucing tidak bisa mengunyah makanan kering dengan baik sampai sekitar usia delapan minggu.

Baca juga:

Pelatihan Stimulasi 

Bagian “menarik” merawat bayi kucing adalah melatih stimulasi mereka untuk kencing dan membuang kotoran.

Karena secara naluri bayi kucing belum memiliki insting untuk buang kotoran. Sobat harus “memancingnya” dengan proses yang harus dilakukan secara terus menerus.

Secara alami, induk kucing akan menjilati “ujung belakang” bayi mereka untuk merangsang usus dan kandung kemih secara teratur. Tentu saja kita tidak akan menjilati dubur atau anus bayi kucing seperti yang dilakukan induk kucing.

Setelah setiap memberi mereka susu, gosok bayi kucing dengan lembut di perut bagian bawah, serta alat kelamin dan dubur dengan bola kapas atau dengan kain lembut yang dibasahi dengan air hangat.

Pastikan sobat menggosoknya cukup lama namun jangan terlalu berlebihan karena akan mengiritasi area tersebut.

Gosok-gosok dengan lembut hingga mereka mengeluarkan kotoran. Jika sudah terlalu lama menggosok dan tidak ada kotoran yang keluar, hentikan proses stimulasi ini.

Anak kucing harus selalu kencing selama proses stimulasi. Mereka harus buang air besar setidaknya sekali sehari.

Salah satu triknya adalah pelan-pelan hitung 1 sampai 60 saat sobat menstimulasi bayi kucing. Pada titik tersebut, sobat akan tahu jika mereka selesai atau jika ada sesuatu yang keluar!

Proses stimulasi ini bisa dihentikan pada usia sekitar empat minggu. Mereka sudah bisa membuang kotoran mereka sendiri.

Pada saat ini siapkan kotak pasir untuk mereka. Taruh mereka di kotak pasir agar mereka terbiasa untuk membuang kotoran mereka disitu.

Lakukan setiap mereka selesai makan. Secara naluri mereka akan menggaruk-garuk pasir. Jika mereka tidak memiliki naluri tersebut, berikan contoh dengan memegang cakarnya dan tunjukkan caranya menggaruk pasir mereka.

Cara Merawat Bayi Kucing Tanpa Induk
Beri perhatian pada anak kucing agar ia tumbuh bahagia dan sehat (sumber gambar freepik.com)

Pembersihan Tubuh

Untuk menjaga kebersihan dan menghindari bayi kucing terkena kutu dan masalah lainnya, setelah setiap sesi menyusui, sobat juga harus membersihkan seluruh tubuh bayi kucing.

Gunakan kain lap yang cukup basah dan kemudian bersihkan seluruh tubuh mereka.

Ini menjaga bulu mereka tetap bersih, mengajarkan mereka cara merawat, dan memberi mereka perhatian yang mereka dambakan.

Sesekali sobat bisa memandikan bayi kucing ketika mereka terlihat sangat kotor. Mandikan dengan sedikit air dan gunakan air hangat.

Sobat juga harus memeriksa telinga secara teratur. Bersihkan kotoran telinga dan waspadai tungau telinga. Kotoran dapat dibersihkan dengan lembut dengan menggunakan bola kapas. Jika ditemukan tungau, konsultasikan dengan dokter hewan.

Lakukan pencegahan kutu. Jika bayi kucing terindikasi terkena kutu, ada baiknya ia segera mendapatkan perawatan untuk menghilangkan kutu.

Beberapa jenis kutu akan menghisap darah, dan ini sangat berbahaya bagi bayi kucing karena mereka bisa terkena anemia yang membahayakan nyawa.

Baca juga:

Gunakan sisir atau sikat khusus untuk merawat bulu-bulu mereka. Bersihkan kotoran dan kutu dari bulu mereka sebanyak mungkin.

Sobat bisa memberikan semprotan pembunuh kutu yang bisa dibeli di toko perlengkapan hewan atau sobat bisa berkonsultasi dengan dokter hewan.

Masalah kulit yang harus diwaspadai adalah iritasi kulit, kurap dan kudis. Jika bayi kucing sering menggaruk secara berlebihan dan beberapa bagian bulunya “gundul”, segera bawa ia ke dokter hewan untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

Vaksin dasar yang bisa diberikan pada bayi kucing untuk awal adalah Vaksin Feline Panleukopenia, Herpesvirus, Calicivirus (FVRCP atau HCP) harus diberikan pada usia enam minggu, dengan serangkaian vaksin berikutnya diberikan 21-30 hari setelah vaksinasi sebelumnya (atau sesuai dengan petunjuk dokter hewan).

Jika sobat ingin memberikan vaksinasi FeLV (feline leukemia), vaksinasi pertama harus diberikan pada usia delapan minggu.

Konsultasikan dengan dokter hewan untuk jadwal vaksinasi lanjutan karena ini bervariasi tergantung merek dan tipe vaksinasi.

Ketika anak kucing berbobot dua pon (sekitar 1 KG) atau pada usia sekitar delapan minggu dan dalam kondisi sehat, pertimbangkan anak kucing untuk disterilisasi atau dimandulkan jika sobat tidak memiliki rencana untuk membiakkan mereka.

Cinta dan Perhatian

Bagian ini adalah bagian yang mudah. Kedekatan emosional dan fisik sama pentingnya dengan makanan dan kehangatan.

Sering-seringlah menggendong atau memangkunya. Jika sedari kecil mereka terbiasa dekat dengan pemiliknya, aktifitas ini akan menumbuhkan naluri bersahabat hingga dewasa.

Baca juga:

Anak kucing yang dibesarkan dengan ikatan yang kuat dengan pemiliknya, ia akan tumbuh menjadi kucing yang sangat setia, cerdas, dan penuh kasih sayang.

Itulah tips dan cara merawat bayi kucing tanpa induk yang bisa sobat pelajari dan terapkan. Secara umum tidak sulit merawat bayi kucing.

Penuhi kebutuhan nutrisi, perhatikan kesehatannya dan berikan perhatian yang cukup agar ia tumbuh menjadi kucing dewasa yang sehat dan setia kepada pemiliknya.

Baca juga:

Leave a Comment