Ketika kucing sudah menunjukkan gejala stres, kita bisa memberikan beberapa penanganan. Inilah beberapa cara mengatasi kucing stres.
Sama seperti manusia, kucing juga bisa mengalami stres. Banyak hal yang menyebabkan kucing stres. Apa yang membuat kucing stres tidak selalu jelas, dan stres dapat bermanifestasi dalam berbagai bentuk.

Namun kita bisa membantu mengatasi jika kucing sedang mengalami stress. Yuk, kita ulas cara mengatasi kucing stres.
Cara Mengatasi Kucing Stres dan Penyebabnya
Tanda-tanda Kucing Stres
Tanda-tanda yang umum terlihat ketika kucing mengalami stres:
- Agresi terhadap manusia atau hewan peliharaan lainnya
- Sering menyemprotkan urin dalam frekuensi yang tinggi (spraying)
- Sering bersembunyi
- Tidak mau makan atau nafsu makan menurun
- Bulu rontok berlebihan, suatu kondisi yang disebut alopecia psikogenik
- Berisik (mengeong dalam frekuensi yang berlebihan).
Penyebab Kucing Stres
Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan stres pada kucing. Berikut ini beberapa diantaranya:
- Suara bising
- Memiliki penyakit
- Trauma
- Terganggu oleh kucing lain atau hewan peliharaan lainnya
- Adanya penghuni baru (hewan peliharaan baru) di rumah sobat yang membuatnya tidak nyaman
- Ada orang lain yang sering berkunjung ke rumah sobat (tidak mudah menerima kehadiran orang lain)
- Perubahan lingkungan yang membuatnya kurang nyaman seperti: pindah rumah, renovasi rumah, penambahan furnitur baru dan semacamnya
- Ia kehilangan seseorang yang ia sayangi, mungkin ada anggota keluarga yang ia sayangi meninggal atau pindah rumah
- Kunjungan ke dokter hewan
- Bosan dengan lingkungannya.
Mengatasi Kucing Stres
Bagaimana cara mengatasi kucing stres?
1. Luangkan waktu untuk mencari dan mempelajari apa yang menyebabkan kucing menjadi stress. Jika ia takut akan sesuatu, kurangi sumber rasa takutnya.
2. Berikan “privasi” kepada kucing yang stres. Jauhkan ia dari keramaian dan taruh di ruang yang lebih tenang.
3. Jika sobat memiliki kucing lain di rumah, pisahkan kucing yang stres. Jangan campur kotak makan dan minuman berilah tempat mereka sendiri-sendiri. Hal ini juga berlaku untuk kotak pasir mereka.
4. Jika ada perubahan lingkungan tempat tinggal, lakukan dengan bertahap.
5. Cara mengatasi kucing stres yang berikutnya adalah berikan banyak perhatian pada kucing. Ajak ia sering beraktifitas bersama dengan sobat. Ajaklah kucing bermain, gendong kucing, pangkulah ia, belai bulunya, ajaklah ia berbicara.
6. Buat lingkungan sekitarnya lebih menarik bagi kucing dengan memberikannya “fasilitas” yang membuatnya makin nyaman.
7. Jangan memaksa kucing melakukan hal yang tidak ia sukai seperti contohnya adalah pengurungan paksa.
8. Cara mengatasi kucing stres yang berikutnya adalah buatlah ia selaku aktif bergerak. Salah satu strategi adalah dengan memberikannya mainan kucing interaktif.
9. Memberikan feromon kucing. Feromon adalah zat kimia yang secara alami diproduksi oleh beberapa hewan dan yang dilepaskan ke lingkungan sebagai alat komunikasi.
Bagi kucing, feromon dilepaskan melalui urin dan juga dilepaskan dari cakar sambil menggaruk dan menginjak.
Feromon juga dilepaskan dari pipi kucing ketika ia menggosokkan benda-benda, hewan peliharaan lain, atau bahkan kita sebagai pemiliknya. Namun ini bukan menandai namun cenderung mengklaim kepemilikan.
Semprotan feromon dapat digunakan secara lokal pada objek apa pun yang ditakuti kucing. Dengan memberikan feromon, kucing akan lebih nyaman di tempat yang sudah disemprot feromon tersebut.
10. Cara mengatasi kucing stres yang terakhir adalah dengan membawanya ke dokter hewan.
Hal ini penting untuk dilakukan agar dokter hewan bisa melakukan observasi menyeluruh kepada kucing untuk mencari beberapa penyebab kucing stres seperti kemungkinan kucing mengalami masalah kesehatan yang memicu stres.
Jika kucing stres terus menerus, resiko terburuk adalah kondisi kesehatannya akan terus menurun dan jika parah kucing bisa saja tewas.
Oleh karena itu cukup penting mengetahui cara mengatasi kucing stres agar kita bisa segera melakukan penanganan ketika kucing sudah menunjukkan tanda-tanda stres seperti yang sudah disebutkan diatas.
Catatan: Artikel ini hanya untuk informasi. Kunjungi dokter hewan untuk nasihat dan perawatan medis.
Baca juga: