Apakah kucing memang perlu divaksin? Apa akibat kucing tidak divaksin? Berikut inilah beberapa alasan kenapa kucing wajib divaksin.
Sebagai pemilik kucing, sebuah pertanyaan tentang vaksinasi terhadap kucing terkadang terlintas di pikiran kita. Apakah akibat kucing tidak divaksin? Silahkan membaca artikel ini hingga selesai untuk mengetahui jawabannya.
Sama seperti bayi manusia yang dalam tahap perkembangan, kucing juga disarankan untuk diberi suntikan vaksinasi.
Ketika kucing tidak mendapatkan vaksinasi, tentu ada beberapa resiko yang nantinya bisa terjadi pada kucing. Mari kita bahas masalah ini lebih mendalam.
Ada beberapa vaksinasi yang bisa diberikan kepada kucing tergantung tingkat usia mereka.
Ada vaksin yang sebenarnya wajib diberikan kepada kucing yaitu Vaksinasi inti (FCRVP), yang merupakan singkatan dari Feline Viral Rhinotracheitis Calicivirus (flu kucing) dan Panleukopenia (Distemper kucing).
Sedangkan vaksin yang tidak wajib namun bisa dipertimbangkan adalah: Virus leukemia kucing, Chlamydophila psittaci, Bordetella bronchiseptica dan Rabies (tidak diwajibkan di Indonesia).
Akibat Kucing Tidak Divaksin
Berikut beberapa masalah yang bisa menyerang kucing yang tidak mendapatkan vaksinasi. Namun tidak semua kucing akan mengalami masalah berikut ini.
1. Salah satu penyakit kucing yang mematikan adalah Feline enteritis infeksi (FEI) atau virus panleukopenia, atau dikenal sebagai distemper kucing.
Ini adalah infeksi virus yang sangat menular dan mudah ditularkan melalui udara, kontak langsung dengan cairan tubuh kucing yang terinfeksi melalui gigitan atau kutu, dan melalui kontaminasi tempat tidur dan makanan dll.
Virus ini dimulai dengan menyerang saluran pencernaan kemudian menyebabkan ulserasi dan perdarahan internal.
Ketika kucing terjangkit distemper, virus dapat membunuh kucing dalam 24 jam.
Hal ini dikarenakan penurunan sel darah putih kucing yang berakibat menurunnya sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan dehidrasi akibat diare akut dan timbulnya infeksi sekunder.
Distemper bisa menyerang kucing dalam segala usia, namun masalah ini lebih sering terjadi pada anak kucing dan dewasa muda, dengan tingkat kematian 90-95% ketika tidak diobati.
Untuk memberi anak kucing perlindungan terbaik terhadap virus mematikan ini, mulailah vaksinasi mulai usia 6 minggu, setiap 3-4 minggu sampai anak kucing berusia 4 bulan.
Kucing dewasa membutuhkan booster 1 tahun setelah seri awal, dan setiap 3 tahun sesudahnya.
2. Akibat kucing tidak divaksin berikutnya adalah rawan terkena flu kucing atau dikenal sebagai feline calicivirus (FCV), virus herpes kucing (FHV-1) atau penyakit saluran pernapasan atas, adalah infeksi lain yang bisa menyerang kucing.
Virus ini mudah menyebar melalui kontak langsung dan tidak langsung antara kucing.
Kucing yang terinfeksi cenderung menunjukkan gejala ‘flu’ seperti pada umumnya, termasuk demam, cairan hidung (pilek), ulserasi mulut, radang pada gusi dan bersin.
Meskipun tidak berakibat fatal, FCV dapat menyebabkan komplikasi serius, terutama jika tertular bersama FHV-1 atau virus immunodeficiency kucing. Vaksin gabungan (FCV dan FHV-1) dapat diberikan mulai usia 6 minggu.
Beberapa kucing bisa terhindar dari flu kucing meski tidak pernah mendapatkan vaksinasi ini.
3. Akibat kucing tidak divaksin berikutnya adalah kucing rawan terkena Feline Leukemia Virus (FeLV). Ini adalah retrovirus serius yang sangat menghambat sistem kekebalan tubuh kucing, yang dapat menyebabkan anemia, penyakit ginjal, dan kanker.
Karena infeksi mudah ditularkan antara kucing melalui cairan tubuh, kucing yang sering berkeliaran keluar rumah lebih berisiko terkena FeLV.
Vaksin untuk menangkal masalah ini bisa diberikan mulai usia 8 minggu. Jika sobat tidak yakin apakah kucing membutuhkan vaksin FeLV, konsultasikan dengan dokter hewan terlebih dahulu.
Itulah beberapa akibat kucing tidak divaksin. Namun tidak semua kucing bisa terkena beberapa penyakit diatas meski tidak diberi vaksin.
Bahkan ada kucing yang bisa selamat dari beberapa penyakit kucing berbahaya hingga akhir hayatnya meski tidak pernah diberi vaksin sama sekali.
Namun ada baiknya lebih baik mencegah daripada mengobati. Konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter hewan terkait masalah vaksinasi kucing ini.
Baca juga:
- FLUTD Pada Kucing: Gejala, Penyebab dan Pencegahan
- Mata Kucing Berselaput: Hal yang Perlu Diperhatikan
- Obat Pilek Kucing dan Perawatannya